Presiden Soekarno pernah berpesan, “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya”. Begitu juga untuk menghargai para pemimpin Kota Tegal (Walikota) baik yang sudah tidak menjabat maupun yang sekarang masih menjabat. Untuk dapat menghargai jasa-jasanya, tentulah kita harus mengetahui profil beliau tersebut terebih dahulu. Yuk kita simak siapa saja Walikota Tegal dari masa dulu hingga sekarang.
1. Mr. Besar Martokusumo (periode 1942 – 1945)
Mr. Besar Martokusumo. lahir di Brebes, 8 Juli 1894. Ketika pendudukan Jepang, yakni mulai April 1942 Mr Mas Besar Martokoesoemo diangkat jadi Shi-co (wali kota) Tegal Beliau adalah walikota bangsa Indonesia Pertama. Tercatat sebagai anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Beliau juga adalah salah satu tokoh advokat pejuang kemerdekaan. Menjadi yang pertama kali membuka law firm di negeri ini. Beliau membuka kantor advokatnya di kampung halamannya, Tegal.
Beliau diangkat menjadi Kepala Kota (sit yoo) Tegal pada tahun 1942 setelah sebelumnya menjabat advocaat and procureer. Pada tahun 1945 diangkat menjadi wakil resident (Fuku Syutyoo).
2. R. Soengeb (periode 1945 – 1948)
R Soengeb sebelumnya tercatat sebagai Patih Pekalongan, Beliau menggantikan Mr Besar Martokusumo pada tahun 1945 yang diangkat menjadi Wakil Residen Pekalongan.
Pada masa kepemimpinannya, Tegal menerima kabar gembira dari pusat (jakarta) bahwa indonesia sudah Merdeka, setelah melalui perundingan antara kempetai dengan R Sungeb Tentara Jepang menyerahkan senjatanya kepada Wakil kepala Kota HRM Soepoetro Brotodiharjo.
Di masa pemerintahannya pula tegal mengalami goncangan yang dahsyat yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Daerah / Pemberontakan Kutil.
3. HRM. Soepoetro Brotodiharjo (periode 1948 – 1962)
HRM Soepoetro Brotodiharjo Menjabat sebagai wakil kepala Kota pada masa kepemimpinan R Soengeb. beliaulah yang menerima penyerahan senjata Jepang pertama kali yang kemudian menyerahkannya kepada pemuda Tegal yang akhitnya masuk kedalam B.K.R.
Akhir tahun 1947 setelah Perjanjian Linggar Jati di langgar oleh Belanda dan banyak tentara Indonesia yang mundur ke timur pamerintahan kota dan kabupaten dipegang oleh Soepoetro. Hingga pada awal tahun 1948 Kabupaten Tegal dipimpin oleh Susmono Reksonegoro.
Pada masa kepemimpinanya DPRD Kota Tegal dibentuk dengan Beranggotakan 14 orang dilantik pada 13 September 1950 dengan ketuanya AA.Yenie Datuk Lelo Basya. pemilihan anggota ini tanpa pemilihna umum hanya berasal dari kalangan organisasi massa dan Partai yang mengirimkan wakilnya.
Pelaksanaan Pemilu yang Pertama kali setelah Indonesia Merdeka, untuk memilih DPR 29 September 1955 dan konstituante 15 Desember 1955.
R Soepoetro menghasilkan karya Tegal Sepanjang Sejarah yang mencatat sejarah Tegal dan perjalanannya
4. Drs. Tadi Pranoto (periode 1962 – 1965)
Sejak Tahun 1962 Pemerintah Kota Tegal dipimpin oleh Drs Tadi Pranoto. Selama dibawah pimpinannya, Kota Tegal telah melakukan kewajiban rutin pembangunan. Pembangunannya antara lain.
- Pembuatan Terminal Opeletdi Jalan Hang Tuah
- Pembuatan Terminal Opelet di Jalan Pancasila
- Pemindahan Komplek dokar ke Jl Akhmad Dahlan
- Pembuatan Kios Kios disekitar alun-alun
Adanya Gerakan PKI menyebabkan kondisi politik di Kota Tegal memanas sehingga menibulkan perpecahan antra Front Pancasila dan Golongan Nasional. Hal ini menyebabkan Walikota Non Aktif dan diadakan perombakan susunan BPH (Badan Pemerintah Harian). Kemudian ditunjuklah R. Subagyo sebagai pelaksana tugas Kepala Daerah.
5. R. Soebagjo (periode 1965 – 1967)
Masa Kepemimpinan R Subagyo bersifat darurat karena berkaitan dengan bergolaknya Pemberontakan PKI. Berseterunya Front Pancasila dan Front Nasional menyebabkan Kepemimpinan Drs. Tadi Pronoto vakum.
Sempat pula digantikan sementara oleh R Suputro (Residen Pekalongan) atas mandat dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Sehingga R Suputro merangkap jabatan.
R Subagyo kembali Menjabat sebagai pelaksana tugas Kepala Daerah Kota Tegal sampai dengan pemilihan Sardjoe sebagai walikota secara definitif tanggal 14 April 1967.
6. Sardjoe (periode 1967 – 1979)
Sardjoe dilantik pada tanggal 29 Mei 1967. Beliau Berasal dari kalangan Maritim (AL). Pada masa Pemerintahan beliau wacana untuk membangun Wilayah Pesisir Pantai Utara digalakan. Hingga terealisasikan dengan menjadi Pantai Alam Indah sekarang. Di masa beliau pula RA Kardinah ditemukan setelah menghilang pada saat Pemberontakan Kutil (Peristiwa Tiga Daerah). Atas usaha istri beliau, Sumiati Sardjoe yang melacak keberadaan RA Kardinah Hingga ke tanah Salatiga. (cat. Yono Daryono Kompas.com).
Beliau pula yang menghendaki agar RA Kardinah disemayamkan di Tegalarum dekat makam suami RA Kardinah yang terlebih dahulu meninggal.
7. Arjoto, SH (periode 1979 – 1984)
Arjoto SH, menjabat sebagai Walikota Tegal dari tahun 1979 – 1984 beliau berasal dari kalangan ABRI (AL).
8. Sjamsuri Mastur (periode 1984 – 1989)
Sjamsuri Mastur menjabat sebagai Walikota Tegal dari tahun 1984 – 1989 pada masa pemerintahannya pada tanggal 12 Juni 1987 Balaikota Tegal dipindah dari Jalan Pemuda 4 ke Gedung Balaikota sekarang (sebelumnya Gedung Kabupaten).
Dasar Pemindahan Balaikota adalah Peraturan Pemerintah Nomer 2 tahun 1984 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal Dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Ke Kota Slawi Di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal.
9. H. M. Zakir (periode 1989 – 1998)
H M Zakir lahir di Padangpanjang, Sumatra Barat, berasal dari kalangan Militer ABRI AD yang pernah menjadi Komandan Distrik Militer Kota Tegal. Beliau menjabat sebagai Walikota Tegal dari tahun 1989 sampai dengan 1998. Tegal Kota Bahari slogan yang dipopulerkan oleh beliau pada awal kepemimpinan.
10. Adi Winarso, S. Sos. (periode 1999 – 2009)
Adi Winarso, lahir di desa Panggang Jepara, 11 Desember 1950. Sejak umur usia tahun orang tuanya ditugaskan di SMP 1 Tegal yang menyebabkan seluruh keluarganya harus pindah ke Tegal. Wiwien (Panggilan Keluarga) kecil tumbuh Besar bersama keluarganya di kota Tegal.
Meski memiliki latar belakang keluarga piyayi, beliau tetap rendah hati. Latar pendidikan dan keluarga yang baik membentuk karakter beliau. di SD Mangkusuman I, SMP 1 Tegal, dan SMA 1 Tegal beliau mendalami pendidikannya. Dengan memilih jalannya dengan menjadi Taruna AKABRI AL. Banyak menjalani tugasnya sebagai Abdi Negara, hingga diminta menjadi Walikota Tegal 1999 – 2004.
Pada masa kepemimpinan beliau Kota Tegal yang kecil mulai berubah, tercatat 4 pusat perbelanjaan baru berdiri : Dinasty Baru jl Kapt Sudibyo, Dedy Jaya Plaza Pertigaan Jl Kartini-Jl Ar Hakim, Pasific Mall Perempatan Maya (Exs Terminal), Rita MAll Jl Kol Sugiono.
Banyak hal yang berkembang di Kota Tegal, Dengan mempermudah sistem perijinan agar mampu menarik investor untuk membuka usahanya di Kota Tegal. Munculnya Pusat Bisnis baru Seperti Nirmala Square dan banyak Usaha lain.
Pasar Tradisional pun menjadi sasaran rehabilitasi dengan menggunakan konsep Semi-modern tercatat Pasar Langon, Pasar Kimpling, Pasar Randugunting, Pasar Anyar, pembangunan Pasar Pagi. Pemindahan terminal dengan maksud untuk memperluas lahan untuk kendaraan umum AKAP, AKDP maupun angkutan kota sehingga tidak terjadi kesemrawutan.
Tegal Keminclong Moncer Kotane, diwujudkan beliau dengan membuka Jl A. Yani Kota Tegal menjadi kawasan jajanan pada malam hari dengan label Tegal Laka-laka, sehingga malam di Kota Tegal menjadi semarak dengan aneka hiasan lampu Kota.
11. H. Ikmal Jaya, SE, Ak (periode 2009 – 2013)
H. Ikmal Jaya, SE, Ak, atau lebih dikenal dengan panggilan JAYA, lahir di kota Tegal, 14 Juli 1973, adalah pasangan H. Ismail AD dan H. Rokhayah, dibesarkan dalam lingkungan religius. Menikah dengan Hj. Rosalina, seorang putri Pangkalpinang sebagai pendamping setianya, Ikmal Jaya telah dikaruniai 3 orang putra putri. Yaitu Anis Serliga lahir 7 September 1996, Muhammad Reksa lahir 27 Juni 2000, dan Sakinah Mazidah 17 Februari 2005.
Menamatkan Sekolah Dasar Ikhsaniyah 2 Tegal (1985), kemudian menyelesaikan SMP Negeri 3 Tegal (1988) dan SMA Negeri 1 Tegal (1991). Oleh karena itu, masa kecil dan remaja dihabiskannya di Tegal. Sehingga pemahaman tentang Tegal dengan segala dinamikanya bukanlah hal yang baru. Pendewasaan dan pencarian jati diri diteruskan ketika melanjutkan pendidikannya di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta (1994) dan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta (1997) yang mengantarkannya mendapatkan gelar Kuntan dengan No. Register 18852.
Bersama dengan Habib Ali Zainal, SE, Wakil Walikota Tegal, Pak Ikmal jaya dan Pak habib Ali membuat program:
- Tahun 2010 Tegal Sehat
- Tahun 2011 Tegal Cerdas
- Tahun 2012 Tegal Bisnis
- Tahun 2013 Tegal Maritim
- Tahun 2014 Tegal Wisata
Bagaimana? Menrik bukan? semoga bisa menambah pengetahuan baru ya 🙂
Sumber: Pemkot Tegal
#tegal Walikota Tegal dari Masa ke Masa http://t.co/gmHdBIRBgT #portalTGL
RT @infotegal: #tegal Walikota Tegal dari Masa ke Masa http://t.co/gmHdBIRBgT #portalTGL
Walikota Tegal dari Masa ke Masa http://t.co/0oJ4kCoTZm | #infoTegal
RT @infotegal: #tegal Walikota Tegal dari Masa ke Masa http://t.co/gmHdBIRBgT #portalTGL